Bukankah ujung-ujung sajak telah habis aku tancapkan
kepada hitam langit malam
sebagai tikam pengharapan?
hingga ketika mimpi-mimpi tak lagi berkejaran dengan pudar sinar bulan
kabar tentangmu belum juga datang.
Kepada angin kepada dingin
berulang-ulang aku tanyakan
:adakah sapa kalian bawa, satu kata saja?
redam, tak ada selain diam.
Lalu dimana rupanya pertanda bisa kuraba?
detak keberadaan, itu saja kuangankan
suram, pendar jejakmu hilang
senyap ini menyakitkan
senyap ini menyakitkan.
Malaikat-malaikat telah pulang menuju sarang
kepak sayap mereka mencabik kegelapan
berdarah, kaki langit merah berdarah
aku melihat gurat pagi di timur sana
gelisah merayap sia-sia.
Ketika malam bosan bertahan
tak ada lagi harapan
jejakmu akan benar-benar hilang
karena siang, sesak oleh bayang-bayang

Tidak ada komentar:
Posting Komentar